Panen Tebu di Sumut, Menko Pangan Zulkifli Hasan Optimis Swasembada Gula 2027 Tercapai

Menteri Pangan, Zulkifli Hasan panen tebu di perkebunan PT Sinergi Gula Nusantara di Kabupaten Langkat. (Aris/NET Medan)

Menteri Pangan, Zulkifli Hasan panen tebu di perkebunan PT Sinergi Gula Nusantara di Kabupaten Langkat. (Aris/NET Medan)

NET Medan – Menteri Kordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan, optimis swasembada gula 2027 tercapai. Percepatan swasembada gula ini menjadi 2027 maju dari 2029.

Swasembada gula 2027 tersebut Zulkifli Hasan katakan saat Panen Bersama dengan sejumlah buruh kebun di area Perkebunan Tebu PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) yang ada di Dusun Sido Mulio Desa Kwala Begumit, Selasa 21 Januari 2025.

“Terkait swasembada (gula) 2027, kita akan swasembada lebih cepat. Tadinya 2029, 2028, jadi 2027. Salah satunya gula ini. Sumatera Utara ini kebutuhan gulanya 150.000 ton per setahun, yang ada baru 25.000-30.000 ton, makanya tertinggal jauh,” kata Zulkifli Hasan.

Sedangkan kebutuhan gula untuk Sumatera Utara, Zulkifli Hasan menuturkan, berada kisaran 150.000 ton, belum termasuk Aceh. Karena itu, menurutnya, perlu pergantian varietas dan kerja sama dengan perkebunan rakyat.

“(kebutuhan) Sumut saja 150.000, kita baru 30.000, berarti kurangnya banyak. Jadi, kita ajak masyarakat kerja sama, cocok lahannya, perusahaan dapat bahan baku, rakyat dapat keuntungan berlipat-lipat,” katanya.

Baca: Prabowo Subianto Larang Menteri Merengek ke Sri Mulyani Minta Tambahan Anggaran

Menko Pangan Zulhas menjelaskan bahwa, setelah melakukan kunjungan tersebut, dirinya optimis peningkatan panen tebu dan kebutuhan gula akan mencapai swasembada.

“Enam puluh ribu ton bisa ditingkatkan setelah dilakukan pergantian varietas terbaru. Supaya gemuk-gemuk tebunya. Ini kan sekarang tebunya masih stunting, kurus kurus karena varietas masih yang lama,” tuturnya.

“Kita bisa meningkatkan sampai 60.000 ton sampai 100 persen. Coba lihat ajak teman teman di sini di mana yang cocok tanam tebu/gula dan hasilnya akan sangat besar. Ajak tanam tebu, PTPN kerja samanya, kelola bareng-bareng, nanti biayai perbankan misalnya per 50 hektare, per 50 hektare. Jadi bagus untuk rakyat, bagus untuk anak muda, bagus untuk Sumatera Utara,” jelasnya.

Menko Pangan, Zulkifli Hasan tunjukan kualitas tebu saat panen tebu di Langkat. (Aris/NET Medan)
Menko Pangan, Zulkifli Hasan tunjukan kualitas tebu saat panen tebu di Langkat. (Aris/NET Medan)

Swasembada Gula 2027, Zulhas Minta Ganti Varietas Tebu di Sumut

Dikatakannya, perbaruan tanaman tebu dengan pergantian varietas sehingga kualitasnya bisa seperti perkebunan yang ada di Lumajang atau Malang.

“Tadi saya lihat perkebunannya, tebunya kualitasnya sudah usang, saya sudah lihat di Lumajang, saya sudah lihat di Malang, jauh bedanya, ini tebunya kayak kena stunting, kurus-kurus,” sebut Zulikfli Hasan.

Ia menjelaskan, Sumut ini selalu lebih mahal gula, karena konsumsi yang tinggi. Sehingga harga selalu mahal, perbandingan dengan di Jawa, Lampung, Bali dengan kisaran Rp17.000/Kilogram. Sedangakn di Sumut mencapai Rp18.000/Kilogram.

Baca: Kemenkes Imbau Masyarakat Waspadai Wabah Virus HMPV Merebak di China

“Tadi saya lihat perkebunannya, tebunya kualitasnya sudah usang. Saya sudah lihat di Lumajang, saya sudah lihat di Malang, jauh bedanya, ini tebunya kayak kena stunting, kurus-kurus. Jadi kualitasnya, tentu kita bisa meningkatkan sampai 60.000 ton sampai 100 persen,” sebutnya.

Dirut SGN Mahmudi merinci bahwa saat ini produktivitas perkebunan tebu di Sumut masih kisaran 70 ribu ton per hektere. Karena itu, akan dilakukan pergantian varietas sehingga produktivitasnya akan mencapai rata-rata 6,5 persen hingga menuju 8 persen atau kisaran meningkat 85 ton per hektare.

Katanya, PT SGN melalui Perpres Nomor 40 tahun 2023 ini tugas untuk swasembada gula konsumsi dan nantinya swasembada gula nasional. Bagaimana swasembada gula konsumsi ini bisa maju, dari tahun 2029 ke 2028 sampai ke 2027.

“Tentunya kami yakin, beliau (Menteri Pangan) sudah lihat kondisi lapangan, dan apa yang akan kita kerjakan. Pergantian varietas yang tentunya akan meningkatkan produktivitas yang saat ini 70 ton per hektare nanti akan meningkat menjadi 85 ton per hektare. Peningkatan produkvititas saat ini 6,5 persen menjadi setidaknya menuju 8 persen,” paparnya.

Read Previous

PSMS Medan Dijual, Respon Bobby Nasution: Kalau Sama Pak Edy Mau

Read Next

10 Kali Beraksi, Polisi Tembak Jambret Sadis Sasar Korban Perempuan

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *