Teror Bom Lagi, Pesawat Saudi Arabian Airlines Mendarat Darurat di Bandara Kualanamu
NET Medan – Produksi gula di Sumatera Utara (Sumut) masih rendah yang tidak sebanding dengan luas lahan perkebunan tebu. Saat ini, produktivitas tebu di Sumut masih jauh dari daerah lain, seperti Malang dan Lumajang.
Rendahnya produksi gula Sumut tersebut, penegasan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Republik Indonesia, Zulkifli Hasan saat Panen Bersama bersama sejumlah buruh kebun di area Perkebunan Tebu PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) yang ada di Dusun Sido Mulio Desa Kwala Begumit, Kabupaten Langkat, Selasa 21 Januari 2025.
Turut hadir, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmojo, Dirut Holding PTPN 3 Persero, Muhammad Abdul Gani, Direktur Utama Sinergi Gula Nusantara (SGN) Mahmudi. Zulikfli Hasan menegaskan, dalam rentang satu sampai dua tahun mendatang, produksi gula di Sumut harus meningkat dan mampu memenuhi kebutuhan dalam wilayah provinsi ini.
“Saya menargetkan dalam kurun waktu 1 hingga 2 tahun ke depan, produksi gula di Sumatera Utara dapat meningkat hingga 100%,” ungkapnya.
Baca: Panen Tebu di Sumut, Menko Pangan Zulkifli Hasan Optimis Swasembada Gula 2027 Tercapai
Menurut Zulkifli, saat ini PTPN hanya mampu menyuplai 20 persen dari total kebutuhan gula Sumut yang mencapai 150 ribu ton per tahun. Ia menekankan bahwa, PTPN seharusnya mampu menyuplai antara 75 ribu hingga 100 ribu ton.
“Namun saat ini harga gula di Sumatera Utara masih lebih tinggi dari Jawa dan Bali. Yaitu Rp19 ribu per kilogram, sedangkan di Jawa dan Bali hanya Rp18 ribu,” ujarnya.

Produksi Gula Rendah, Tebu di Sumut Stunting
Ia menilai, kondisi tanaman tebu di Sumut sebagai ‘stunting’ dan mengharapkan adanya perbaikan dalam hal pemilihan bibit. Sehingga dalam jangka waktu 1-2 tahun ke depan produksi tebu dapat meningkat hingga 100 persen, mencapai target 60 ribu ton pada tahun 2027.
Ia mendorong kolaborasi antara PTPN dan masyarakat lokal untuk memanfaatkan lahan yang ada untuk menanam tebu.
“Hasilnya akan menguntungkan semua pihak. Karena gula merupakan komoditas yang sangat menguntungkan bandingkan kelapa sawit, padi, atau jagung,” ungkap Zulkifli.
Baca: Prabowo Subianto Larang Menteri Merengek ke Sri Mulyani Minta Tambahan Anggaran
Sementara itu Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara, Mahmudi menjelaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mendukung program swasembada gula nasional. Ia menargetkan peningkatan produktivitas tebu dari 70 ton per hektare menjadi 85 ton per hektare dalam tiga tahun mendatang.
“Kami berharap kontribusi kami terhadap kebutuhan gula di Sumatera Utara. Dapat meningkat dari 20 persen menjadi 50 hingga 60 persen dalam waktu dekat,” terangnya.
Saat ini, PT Sinergi Gula Nusantara mengelola lahan seluas 6.200 hektare. Rencananya untuk memperluas area tanam menjadi 9.000 hektare pada tahun 2027.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan disparitas harga gula antara Sumut dan wilayah lainnya dapat diminimalisir. Serta memenuhi kebutuhan gula masyarakat dengan lebih baik.
Kunjungan kerja ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup. Juga terjangkau bagi masyarakat, khususnya komoditas gula.